Sabtu, 05 Maret 2011

pemimpin dambaan masyarakat


PEMIMPIN DAMBAAN MASYARAKAT SESUAI DENGAN AL-QUR’AN DAN HADIST


OLEH : RAHMADI M. ALI ( Mahasiswa Teknik informatika UNIMAL)
Nabi Muhammad saw bersabda…“Setiap kamu adalah pengembala dan setiap kamu akan diminta pertanggung jawabannya. Seorang pemimpin adalah pengembala bagi rakyatnya, maka ia akan ditanya tentang apa yang digembalakannya” (HR. Ahmad)

Labuhanbatu adalah satu dari sekian banyak kabupaten yang ada di Sumatera Utara yang akan melaksanakan pemilihan kepala daerah, kalau tidak ada aral melintang Insya Allah kemungkinan akan dilaksanakan pada bulan Juni 2010, untuk itu dalam memilih sosok pemimpin yang baik adalah masyarakat harus mengenal tentang sosok dan kepribadiannya, yang dibarengi dengan ilmu pengetahuan yang kuat dan penuh tanggung jawab yang akan menjadi calon pemimpin Labuhanbatu kedepan.

Menurut Malayu. S.P. Hasibuan menyebutkan kepemimpinan adalah kemampuan dan keterampilan seseorang menduduki jabatan sebagai pimpinan satu kerja untuk mempengaruhi orang lain terutama bawahannya untuk berpikir dan bertindak sedemikian rupa, sehingga melalui perilaku yang positif ia memberikan sumbangsih yang nyata dalam pencapaian tujuan yang diinginkan

Dalam pemilihan Bupati saat ini, tampak berbagai atribut kampanye sudah banyak bertebaran disepanjang jalan di kota Rantau Prapat sampai ke pelosok kampung. Hal ini membuat pemandangan yang berbeda dari waktu-waktu sebelumnya, yang mana jalan-jalan dulunya sepi, sekarang berbagai spanduk, poster, baliho, bendera dan sebagainya mudah kita jumpai.

Saatnya masyarakat menentukan siapa Bupati yang akan duduk dipemerintahan kedepan untuk menyalurkan aspirasi kita sebagai rakyat untuk pembangunan dan kemajuan Labuhanbatu. Karena itu mari kita gunakan hak pilih kita untuk memilih pemimpin yang benar-benar sesusai dengan hati nurani. Yang mana nantinya jangan sampai kita salah pilih, artinya teliti dulu calon Bupati yang memang membawa suara rakyat. Karena itu sebaiknya tidak usah golput. Walaupun saya tidak setuju dengan fatwa MUI yang menyatakan bahwa golput hukumnya haram. Sebab kalau golput haram berarti akan berdosa bila melakukannya. Memang kedengaranya agak aneh saja.

Pemimpin adalah faktor penting dalam kehidupan bermasyarakat. Jika pemimpin itu jujur, baik, cerdas dan amanah, niscaya rakyatnya akan makmur. Sebaliknya jika pemimpinnya tidak jujur, korup, serta menzalimi rakyatnya, niscaya rakyatnya akan sengsara.

Oleh karena itulah Islam memberikan pedoman dalam memilih pemimpin yang baik. Dalam Al Qur’an, Allah SWT memerintahkan ummat Islam untuk memilih pemimpin yang baik dan beriman:
“Kabarkanlah kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih, (yaitu) orang-orang yang mengambil orang-orang kafir menjadi teman-teman penolong dengan meninggalkan orang-orang mu’min. Apakah mereka mencari kekuatan di sisi orang kafir itu? Maka sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan Allah. “ (An Nisaa 4:138-139)

Selanjutnya dalam ayat lain Allah juga berfirman :
“Hai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu jadikan bapak-bapak dan saudara-saudaramu menjadi pemimpin-pemimpinmu, jika mereka lebih mengutamakan kekafiran atas keimanan. Dan siapa di antara kamu menjadikan mereka menjadi pemimpin, maka mereka itulah orang-orang yang zalim” (At Taubah:23)

Sebagai muslim, saya dan kita tentunya, mari kita pilih yang sesuai dengan syariah Islam, karena itu merupakan landasan utama bagi penegakan kehidupan bangsa kita. Nah, berikut ada beberapa kriteria syarat-syarat pemimpin menurut syariah Islam.

1. Beriman dan beramal saleh.
Ini sudah pasti tentunya. Kita harus memilih pemimpin orang yang beriman, bertaqwa, selalu menjalankan perintah Allah dan rasulnya. Karena ini merupakan jalan kebenaran yang membawa kepada kehidupan yang damai, tentram, dan bahagia dunia maupun akhirat. Disamping itu juga harus yang mengamalkan keimanannya itu yaitu dalam bentuk amal soleh.

2. Niat yang Lurus
Hendaklah saat menerima suatu tanggung jawab, dilandasi dengan niat sesuai dengan apa yang telah Allah perintahkan.Lalu iringi hal itu dengan mengharapkan keridhaan-Nya saja. Kepemimpinan atau jabatan adalah tanggung jawab dan beban, bukan kesempatan dan kemuliaan.

3. Laki-Laki.
Wanita sebaiknya tidak memegang tampuk kepemimpinan. Rasulullah Shalallahu’alaihi wa sallam bersabda,” Tidak akan beruntung kaum yang dipimpin oleh seorang wanita (Riwayat Bukhari dari Abu Bakarah Radhiyallahu’anhu).

Dalam hal ini penegasannya bahwa Islam sangat menghormati wanita, wanita itu adalah tiang dan pondasi negara, mengatur dan membina anak-anak generasi bangsa ini lebih penting dari pada sibuk diluar rumah, jadilah seorang wanita yang terhormat, dan peran seorang wanita sebagai istri dan pendamping suami sekaligus sebagai ibu dari anak-anak lebih baik daripada berperan melebihi peran suami, sebab fitnah diluar sangatlah banyak, oleh sebab itu wanita sebaiknya menjadi wanita yang sholihah yang menjaga martabat keluarganya.

4. Berilmu.
Para pemimpin harus mempunyai ilmu baik ilmu dunia maupun ilmu akhirat. Karena dengan ilmu ini maka akan membawa perubahan ke arah yang lebih baik dalam bentuk pembangunan fisik maupun spiritual, baik pembangunan infrastruktur maupun pembangunan manusianya itu sendiri. Ilmu di dapat tidak harus melalui sekolah yang formal, tapi bisa di dapat dari mana saja yang penting bisa mengamalkan ilmunya itu dan nampak hasilnya ditengah-tengah masyarakat. Pilih pemimpin yang cerdas, sehingga dia tidak bisa ditipu oleh anak buahnya atau kelompok lain sehingga merugikan negara. Pemimpin yang cerdas punya visi dan misi yang jelas untuk memajukan rakyatnya.

5. Jujur.
Ya, seorang pemimpin tentunya harus jujur. Apa yang disampaikan kepada masyarakat tentunya harus dilaksanakan, dan apa yang dikatakannya harus sesuai hendakya dengan perbuatannya.

6. Tegas.
Merupakan sikap seorang pemimpin yang selalu di idam-idamkan oleh rakyatnya. Tegas bukan berarti otoriter, tapi tegas maksudnya adalah yang benar katakan benar dan yang salah katakan salah serta melaksanakan aturan hukum yang sesuai dengan Allah, SWT dan rasulnya.

7. Amanah.
Bertanggung jawab. Maksudnya adalah melaksanakan aturan-turan yang ada dengan sebaik-baiknya dan bertanggungjawab terhadap peraturan yang telah dibuat. Dan tentunya peraturan yang dibuat itu yang berpihak kepada rakyat. Pilih pemimpin yang amanah, sehingga dia benar-benar berusaha mensejahterakan rakyatnya. Bukan hanya bisa menjual aset negara atau kekayaan alam Indonesia untuk kepentingan pribadi dan keluarganya/ kelompoknya, dan hendaklah saat menerima suatu tanggung jawab, dilandasi dengan niat sesuai dengan apa yang telah Allah perintahkan.Lalu iringi hal itu dengan mengharapkan keridhaan-Nya saja. Kepemimpinan atau jabatan adalah tanggung jawab dan beban, bukan kesempatan dan kemuliaan.

8. Memutuskan Perkara Dengan Adil.
Ini salah satu kewajiban utama seorang pemimpin. Allah berfirman,”Dan hendaklah kamu memutuskan perkara diantara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka.” (al-Maaidah:49). Jika ia meninggalkan hukum Allah, maka seharusnya dicopot dari jabatannya. Rasulullah bersabda,”Tidaklah seorang pemimpin mempunyai perkara kecuali ia akan datang dengannya pada hari kiamat dengan kondisi terikat, entah ia akan diselamatkan oleh keadilan, atau akan dijerusmuskan oleh kezhalimannya.” (Riwayat Baihaqi dari Abu Hurairah dalam kitab Al-Kabir).

Keadilan yang diserukan al-Qur’an pada dasarnya mencakup keadilan di bidang ekonomi, sosial, dan terlebih lagi, dalam bidang hukum. Seorang pemimpin yang adil, indikasinya adalah selalu menegakkan supremasi hukum; memandang dan memperlakukan semua manusia sama di depan hukum, tanpa pandang bulu. Hal inilah yang telah diperintahkan al-Qur’an dan dicontohkan oleh Rasulullah ketika bertekad untuk menegakkan hukum (dalam konteks pencurian), walaupun pelakunya adalah putri beliau sendiri, Fatimah, misalnya.

9. Tidak Menutup Diri Saat Diperlukan Rakyat.
Hendaklah selalu membuka pintu untuk setiap pengaduan dan permasalahan rakyat. Rasulullah bersabda,”Tidaklah seorang pemimpin atau pemerintah yang menutup pintunya terhadap kebutuhan, hajat, dan kemiskinan kecuali Allah akan menutup pintu-pintu langit terhadap kebutuhan, hajat, dan kemiskinannya.” (Riwayat Imam Ahmad dan At-Tirmidzi).

Fenomena saat ini adalah bahwa pemimpin dari tingkat dusun sampai ke pemerintahan negara, banyak para pemimpin dinegeri ini yang hanya mementingkan pribadi, keluarga atau kelompoknya saja, membeli fasilitas dari uang rakyat, dan digunakan bukan untuk kepentingan pekerjaan yang semata-mata untuk rakyat. Gambaran tersebut banyak kita lihat dan ini dipertontonkan oleh oknum-oknum pemerintah dalam rangka menunjukkan jatidirinya sebagai pemimpin dan penguasa dinegeri ini. Namun begitu rakyat menagih semua janji manis tetapi bukan balasan yang dijanjikan yang diterima, malah rakyat terus dan kian diperas. Kita melihat bagaimana arogannya oknum-oknum pemerintah dinegeri ini, rakyat makin miskin.

Sarana publik yang memang digunakan untuk kepentingan publik malah dibiarkan rusak tanpa perbaikan, lihat berapa kilometer jalan dinegeri ini yang tidak diperbaiki bahkan tidak pernah tersentuh aspal, berapa banyak masyarakat yang miskin tak boleh sakit, biaya berobat sangatlah mahal, sehingga bila pasien itu orang tak mampu, biasanya obat hanya obat generik yang memang tidak untuk mengobati, makin mahalnya pendidikan sehingga yang miskin juga tak boleh bersekolah tinggi. Pembodohan terus dibiarkan, inilah bagian-kecil persoalan yang selalu mengemuka dipermukaan.

Kita berharap, dengan pemilihan kepala daerah di Labuhanbatu, Bupati terpilih nantinya memang benar-benar sesuai keinginan rakyat, bukan malah mengumpulkan harta, bukan hanya mengumpulkan saudara, anak istri dan kelompoknya saja. Sebab rakyat juga manusia, perlu perhatian dan bimbingan agar kedepan mereka juga bisa mengisi pembangunan di Labuhanbatu.

Itulah kira-kira, kriteria pemimpin menurut Syariah Islam. Karena itu mari kita seleksi calon pemimpin yang akan kita pilih bulan Juni mendatang di Labuhanbatu. Mumpung waktu lebih kurang 4 (empat) bulan lagi, maka masih banyak waktu untuk kita mengetahui yang sesuai dan pas berdasarkan Al Qur’an dan Hadist.

Penulis adalah mahasiswa UNIMAL jurusan Teknik Informatika 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar