Minggu, 10 April 2011


Pemimpin dambaan masyarakat (refleksi pilkada 2011)
Nabi Muhammad saw bersabda…“Setiap kamu adalah pengembala dan setiap kamu akan diminta pertanggung jawabannya. Seorang pemimpin adalah pengembala bagi rakyatnya, maka ia akan ditanya tentang apa yang digembalakannya” (HR. Ahmad)
Islam telah menetapkan tanggung jawab pemimpin dalam banyak nash yang ada. Seorang pemimpin berkewajiban memelihara kemaslahatan rakyat dan akan diminta pertanggungjawaban. Rasulullah SAW pernah bersabda :
”Pemimpin suatu kaum adalah pelayan mereka”(HR. Abu Nu’aim). Hal ini sangat dipahami dan diresapi oleh para pemimpin kaum muslimin. Rasulullah sebagai teladan kita, ketika akhir hayat beliau, kata-kata yang beliau ucapkan adalah:”Ummati-ummatiÖ”(Umatku-umatku).
Pemimpin adalah faktor penting dalam kehidupan bermasyarakat. Jika pemimpin itu jujur, baik, cerdas dan amanah, niscaya rakyatnya akan makmur. Sebaliknya jika pemimpinnya tidak jujur, korup, serta menzalimi rakyatnya, niscaya rakyatnya akan sengsara.
Keberadaan seorang pemimpin bagi kita selaku muslim merupakan suatu keharusan. Sama pentingnya dengan air dalam kehidupan kita. Sebab seperti kata Rasul, dengan adanya pemimpin, kaum muslimin akan terlindungi dan kebutuhan hidupnya terpenuhi dengan layak.
Jadi, sebagai kaum muslimin kita harus memiliki  pemimpin yang kita damba-dambakan, berikut adalah  kriteria pemimpin yang kita dambakan kehadirannya dalam masyarakat pada PILKADA nantinya, yaitu :
1.      Beriman dan beramal saleh.
Kita harus memilih pemimpin orang yang beriman, bertaqwa, selalu menjalankan perintah Allah dan rasulnya.
2.      Niat yang Lurus
Hendaklah saat menerima suatu tanggung jawab, dilandasi dengan niat sesuai dengan apa yang telah Allah perintahkan.
3.      Laki-Laki.
Wanita sebaiknya tidak memegang tampuk kepemimpinan. Rasulullah Shalallahu’alaihi wa sallam bersabda,” Tidak akan beruntung kaum yang dipimpin oleh seorang wanita (Riwayat Bukhari dari Abu Bakarah Radhiyallahu’anhu).
4. Berilmu.
Para pemimpin harus mempunyai ilmu baik ilmu dunia maupun ilmu akhirat.
5. Jujur.
     Seorang pemimpin tentunya harus jujur. Apa yang disampaikan kepada masyarakat tentunya harus dilaksanakan, dan apa yang dikatakannya harus sesuai hendakya dengan perbuatannya.
6. Tegas.
     Merupakan sikap seorang pemimpin yang selalu di idam-idamkan oleh rakyatnya. Tegas bukan berarti otoriter, tapi tegas maksudnya adalah yang benar katakan benar dan yang salah katakan salah serta melaksanakan aturan hukum yang sesuai dengan Allah, SWT dan rasulnya.
7. Amanah.
     Bertanggung jawab. Maksudnya adalah melaksanakan aturan-turan yang ada dengan sebaik-baiknya dan bertanggungjawab terhadap peraturan yang telah dibuat.
8. Memutuskan Perkara Dengan Adil.
    Ini salah satu kewajiban utama seorang pemimpin. Allah berfirman,”Dan hendaklah kamu memutuskan perkara diantara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka.” (al-Maaidah:49). Jika ia meninggalkan hukum Allah, maka seharusnya dicopot dari jabatannya.
9. Tidak Menutup Diri Saat Diperlukan Rakyat.
       Hendaklah selalu membuka pintu untuk setiap pengaduan dan permasalahan rakyat. Rasulullah bersabda,”Tidaklah seorang pemimpin atau pemerintah yang menutup pintunya terhadap kebutuhan, hajat, dan kemiskinan kecuali Allah akan menutup pintu-pintu langit terhadap kebutuhan, hajat, dan kemiskinannya.” (Riwayat Imam Ahmad dan At-Tirmidzi).
        Itulah kira-kira, kriteria pemimpin menurut Syariah Islam. Karena itu mari kita seleksi calon pemimpin yang akan kita pilih pada PILKADA  mendatang di daerah kita. Mumpung masih banyak waktu untuk kita mengetahui yang sesuai dan pantas berdasarkan Al Qur’an dan Hadist.

Sobat muda muslim, kita semua pasti sudah ngerti kalo Allah bakal menyidang kita di yaumul hisab kelak. Setiap sisi perbuatan kita di dunia akan dimintai pertanggung jawaban. Dari kita bangun tidur sampai tidur lagi, nggak ada yang luput dari pengawasan Allah. Begitu juga dalam pilkada nanti. Siapa pilihan kita, alasan memilih, hingga harapan di balik sumbangan suara kita, Allah pasti tahu dan akan meminta pertanggungan jawab dari kita.
Karena itu kita juga wajib sadar kalau dalam pemilu itu tidak cuma bolongin kertas suara. Tapi ada tanggung jawab yang kita pikul di hadapan Allah terhadap pilihan kita. Di sinilah pentingnya kita mengenal lebih dekat calon pemimpin kita itu. Agar kita bisa mengetahui kesesuaiannya dengan karakter pemimpin ideal yang diatur oleh Islam. Kalau sesuai, jangan sungkan bin ragu untuk memberikan suara kita. Tapi kalau belum alias mereka sendiri masih betah dengan sistem sekuler yang selama ini mengatur dan menyengsarakan hidup kita, nggak usah dipilih. Malah seharusnya mereka berani rela untuk bilang ke kita-kita “aku bukan pilihan” (Iwan Fals banget nih). Tapi, mana mungkin mereka mau jujur.
Terus bagaimana kalau karakter pemimpin ideal itu belum kita temukan dalam pilkada nanti? Hmm…yang pasti jangan tanyakan hal ini pada rumput yang bergoyang. Karena doi belom pernah ikut pemilu. Tapi tanyakan pada diri sendiri. Jika kita menginginkan air susu yang bikin tubuh kita sehat tapi ternyata dikasih 2 pilihan yang isinya racun semua. Satu racun serangga, satunya lagi racun tikus, apa yang akan kita lakukan?
Kita yang masih berakal sehat pasti setuju kalau sikap untuk tidak memilih salah satu racun itu masuk dalam pilihan yang pertama dan utama. Awas lho kalo gak setuju! (lagian golput bukan kriminal kok, hehehe). Oke, deh, sekarang kamu udah cerdas dan insya Allah atas nama ideologi alasan golputnya. Sebab, Islam tak bisa disatukan dengan kekufuran, dan tentunya nggak bisa diperjuangkan lewat jalan kekufuran juga. Islam ya Islam. Jadi, yuk kita kampanyekan Islam untuk diterapkan sebagai ideologi negara. Kobarkan revolusi!
Sekian dan terima kasih